Semua Pasti Berakhir Baik


Alhamdulillaah, selalu ada yang menghangat setiap selesai halaqoh Qur’an di Rumah Tajwid.

(QS Muhammad 47:21) فَإِذَا عَزَمَ ٱلْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا۟ ٱللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ

Belajar lagi satu rumus hidup, ketika tadabbur bersama ustadz kami, Ustadz Hamam hafidzhohulloh, bahwa dalam hidup tugas kita hanya:

  1. Ber-azam (عَزَمَ ٱلْأَمْرُ)
  2. Jujur kepada Allah (صَدَقُوا۟ ٱللَّهَ)

Apa itu “azam”?

Kalau kata mbah Google, azam adalah kebulatan tekad, tekun, dan tabah. Tidak hanya punya niat dan keinginan saja, tapi juga sudah menjalani dengan tekun (consistent), dan tabah, terus berjalan walaupun belum sesuai dengan harapan (persistent). Berazam dalam setiap “amr” atau perintah yang Allah tetapkan.

Syarat kedua, shodaqulloh. Jujur kepada Allah. Meniatkan apa yang dikerjakan itu untuk Allah bukan yang lain. Terus mengoreksi niat, apakah benar dalam menjalani hidup ini, apakah sudah karena Allah? Apakah semua ini kulakukan karena inginku atau ingin-Nya? Terus menelisik niat terdalam dari setiap perbuatan, mengkalibrasi ulang bahwa semua hanya untuk Allah ta’ala.

Jika dua hal tersebut sudah dijalani, selesai. لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ

Semua pasti beres. Semua pasti khoir. Semua pasti happy ending. Tapi inget, happy ending versi kita sama happy ending versi Allah tentu bisa berbeda..Lebih baik yang mana? Tentu happy ending versi Allah.

Klo udah gitu, nyessss….. Hati tenang, gak khawatiran, everything is under controlled..

Gak akan kecewa sama hasil karena selalu bisa menemukan titik syukur dari setiap hasil yang didapati.

Selamat ber-azam dan (teruuuss) menjaga orientasi hanya kepada Allah.

Leave a comment