Rezeki…Semua Sudah Ditakar


screen-shot-2017-01-31-at-12-22-31-am

Sebuah gambar sederhana yang di-pos oleh salah seorang sahabat menjelang hari ini berganti, di San Fransisco sana, berarti banyak. Banyak sekali bagi saya.

Ada Pixel (semacam device ajib gitu dari Google) dan beberapa yang pernak-pernik lain dari agenda Google Launchpad yang dihadiri oleh beliau saat ini disana. Mengingatkan saya akan konsep rezeki yang begitu mudah Allah berikan kepada siapa yang dipilih-Nya, dan begitu mudah pula untuk ditahan kepada siapapun yang diinginkan-Nya. Kok bisa ngarahnya kesitu?

Yap, saya pernah panjang lebar bahas tentang sahabat yang satu ini disini. Kalau tulisan ini boleh dilanjutkan, mungkin bisa kayak film “Cinta Fitri” yang sekarang episodenya sudah…sudah….udah berapa ya? Mungkin ratusan. Lebih.

***

Banyak sekali momen dimana saya berada dalam kondisi yang sama dengan beliau, tapi rezekinya beda.

Masih cukup segar di ingatan saya di awal tahun lalu pernah dapat “harapan” untuk bisa berangkat ke Silicon Valley, US bersama beliau dalam rangka program Acceleration 500 Startup disana. Sudah urus paspor (yeah, baru pertama kali lho bikin paspor), udah donlot aplikasi dan belajar sana-sini ningkatin skill bahasa Inggris, persiapan ngurus VISA, de el el, udah ngebayangin gimana tinggal di LN pertama kalinya, ngecek-ngecek Google Maps jarak dari SF ke Bayyinah Institute (tempat mangkalnya Ustadz Nouman Ali Khan untuk kemungkinan ikut kajian disana), namun ternyata sodara-sodara….gak jadi berangkat karena satu dan lain hal 😀 Yap, akhirnya beliau dan salah seorang rekan lain yang berangkat :”)

Satu lagi yang agak “dalem” sekitar 3 tahun lalu, ketika ada project bareng sama beliau dengan seorang klien berkaitan dengan aplikasi manasik haji. Ceritanya dulu PM (Project Manager) pertamanya beliau, setelah disusun sedemikian rupa timeline project-nya dan yang cukup membahagiakan adalah diselipkannya agenda “Testing Live di Saudi”! Wow, seriusan ini bisa berangkat umroh dong dan tentu saja GRATIS karena dibayarin klien?

Jadilah sahabat saya ini dapet rezeki umroh gratis… #aselimupeeeng

Yaa, walaupun ceritanya testing aplikasi, pan tetep ke Mekkah gitu, bisa nongkrong di Masjidil Harom, bisa selonjoran di Masjid Nabawi..Ya Allaaah…

Singkat cerita, tiba-tiba amanah project ini dilimpahkan ke saya.

DEG! Batin saya, berarti next saya juga dapet rezeki ke Baitullah dong…Allaaah T.T

Fiuuh, langsung kerjain project-nya penuh semangat, ba bi bu tujuannya satu…biar bisa cepet-cepet testing di Mekkah…Tiba kemudian hari-hari mendekati masa testing, didaftarkan di sebuah biro umroh yang cukup terkenal, Arminar*ka. Udah dibayarin DP-nya, udah dapet kartu umroh-nya, udah dikasih baju koko persiapan disana dan segalanya..Udah kebayang2 banget itu sampe grogi gimana rasanya ke Baitullah..

Namun, qodarulloooh…project-nya somehow di-terminated. Yak, dan ending-nya bisa ditebak..gak jadi berangkat :”””)

***

Refleksi ini ditulis bukan dalam rangka curhat (insya Allah), tapi sekedar menampar lagi untuk saya pribadi bahwa,

“Rezeki itu sudah ditakar, pasti pas, tidak kurang tidak lebih. Pasti!”

Saya pribadi sangat yakin dengan konsep ini. Kalau temen-temen bisa menangkap konteks dari dua cerita saya diatas, adakah yang kebayang klo berakhir dengan ending tidak jadi? Lha wong saya sendiri sebagai aktor utama dulu aja gak kebayang :)) Simpel, caranya sama, mekanismenya sama, semua prosesnya sama, cuma orangnya aja yang beda..See? Masih ngeyel klo rezeki itu ada ditangan kita?

Banyak orang membayangkan pindah kerja, rezekinya akan makin banyak. Banyak orang melihat temen-temen satu angkatannya lulus dulu, iri dengan posisinya sekarang, iri dengan status jabatan di perusahaannya, iri dengan gelar S2 atau S3, lalu berandai-andai, “Kalau saja dulu ane apply kesana..”. “Kalau saja gua dulu langsung S2….” dan seterusnya, merasa yakin betul hidupnya akan berubah.

Gaji mungkin lebih tinggi tapi tidak dengan rezeki. Jabatan atau gelar mungkin bisa didapati, namun tentang rezeki itu beda lagi.

Kenapa bisa berbeda? Disinilah letak keberkahan yang harus kita cari…Keberkahan yang melahirkan kebaikan-kebaikan yang tak kunjung berhenti, keberkahan yang terus menjaga kita untuk tetap bersyukur dan mawas diri..Karena hanya keberkahan sejati lah yang dapat memberikan ketenangan hati..

Terimakasih sahabat, telah mengajarkan makna keberkahan yang harus terus kucari 😉

Aplikasi Dakwah ‘Beriklan’


14 Juli 2016 jam 04.17

Screenshot_2016-07-14-04-27-29_com.bi.doainquran
Aplikasi dakwah beriklan dengan platform Admob

Disuatu hari di kantor,

X : Eh bro bro, ane nemu ada aplikasi Al Matsurat bagus akhirnya di PlayStore! UX-nya bagus, ga ada iklannya lagi kayaknya.
Y : Oh ya? Apaan emang keyword-nya? Coba-coba ane cari. *sambil ketik-ketik terus di Playstore*
Z : Ane nemu nih, bentaran di-install ya.

Beberapa saat kemudian,
Z : Yah, kok ada ads-nya sik, males banget ah.
Y : Hehe..orang kebanyakan gitu ya, suka kesel sama buat pembuat aplikasi Islami / dakwah yang ada ads-nya, padahal seringkali gak annoying sama sekali, cuma di-ujung dikit bagian bawah aplikasi.
Padahal install aplikasinya juga gak bayar, pakai aplikasinya juga cuma-cuma. Pengennya dapet manfaat aja tapi seringkali tidak terbesit sama sekali untuk men-‘support‘ tim developer-nya.
Padahal barangkali dari situ saja beberapa developer itu bisa ‘hidup’, dapetin dollar dikit-dikit dari iklan yang ditampilkan aplikasi atau tidak sengaja diklik..
Padahal seringkali dari sanalah para developer-developer itu jadi bisa me-maintain, meng-update, bahkan mengembangkan aplikasi selanjutnya untuk kepentingan umat..
X & Z : …………… *terdiam* *padahal developer aplikasi juga* *tetiba jadi semangat buat klik-klikin iklan-iklan di aplikasi dakwah wkwkwk*

Disclaimer:
Postingan ini tidak diniatkan secara sengaja untuk membuat para pembaca menginstall aplikasi B*dr, lalu klik beberapa ads yang dipasang ya (tapi klo dilakukan demikian ya alhamdulillah :p) Tapi beneran gak sama sekali. FYI, salah satu diantara pemeran diatas adalah saya sendiri, dimana saya mobile app developer juga tapi ironisnya juga suka ‘males’ kalau ketemu apps yang ada iklannya 😀 Namun dari Si Y alias Topan (ketauan juga dah), akhirnya saya dapat perspektif baru.
Ya, penting dibiasakan untuk meniatkan diri men-support sebuah upaya kebaikan. Tentu ada kepentingan diri dan kenyamanan yang sedikit ‘dikorbankan’, tapi selama masih wajar dan untuk sebuah kebaikan, kenapa tidak?

Ahmad Laila


Ahmad Laila

Badr Interactive luncurkan Buku Interaktif – Ahmad Laila
“Indahnya Berbagi Saat Ramadhan”.

Aplikasi yang pas sekali untuk anak-anak, adik-adik kita, cara baru menanamkan nilai dan akhlak islami kepada mereka..
Super lucu, gambarnya bagus, suaranya lucu, dan kalo dipencet bisa gerak2 dan bunyi! Sayang saya blm punya anak #salahFokus

Silahkan unduh dari Google Play Store dgn keyword “Ahmad Laila”
atau di https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bi.ibook.ahmadlaila.ramadhan 🙂

 

NB : 

Unduh pula aplikasi islam gratis lainnya dari Badr Interactive disini https://play.google.com/store/apps/developer?id=Badr+Interactive

Chating dengan YM “Kembali kepada Al Qur’an”


Another touching video dari Chating dengan YM dengan tema “Kembali kepada Al Qur’an”, lagi-lagi dan lagi-lagi diingatkan kembali tentang Al Qur’an.

Uda berjuta-juta kali kali ya kita dikasih tau, ngerti kalo itu bener, apal banget semua kebaikan-kebaikannya, faham betul deket sama Qur’an itu juga buat kita-kita juga, tapi selalu kita denial! Denial dengan semua kebaikan-kebaikan itu dan parahnya lagi kita denial dengan hati nurani kita sendiri.. T.T

Allahummarhamna bil Quran, waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah.. Ya Allah, karuniakanlah kasih sayang-Mu dengan Al Qur’an. Jadikan Al Qur’an sebagai imam, cahaya, hidayah, dan sumber rahmat..

Doa di Penghujung Ramadhan


From amongst the signs of Laylatul-Qadar is that it is a calm night and the believer’s heart is delighted and at peace with it, and he becomes active in doing good actions, and the sun on the following morning rises clearly without any rays.

Postingan tumblr yang saya baca tadi tentang ciri-ciri malam Lailatul Qadar, mengingatkan saya akan malam dan pagi 27 Ramadhan kemarin. Entah pagi itu terasa damai sangat, pagi cerah sekali tidak seperti biasanya. Pulang perjalanan dari Elnusa juga sangat lancar, tidak sepadat biasanya. Hati ini tersentak,

Apakah benar kemarin turun malam yang disebut-sebut di Al Qur’an, lebih baik dari seribu bulan itu?

Semakin meyakini kebenaran firasat tersebut, membuat saya semakin gelisah. Mengingat-mengingat kembali yang terjadi semalam yang berjalan dengan tidak optimal. Badan yang kurang fit malam itu, ditambah acara dorong motor dua kali bersama Jay karena ban motor bocor dan kehabisan bensin. Sampai masjid Elnusa, rasanya ingin segera merebahkan diri saja, akhirnya tilawahpun dikebut-kebut agar bisa cepat istirahat. Bangun, mengikuti qiyamul lain juga tidak senikmat biasanya, bahkan baru menginjak raka’at ke-3 kaki sudah gemetaran. Memasuki raka’at ke-7, sudah ingin mundur teratur saja ke belakang, namun sayang sekali posisi tidak mendukung karena berada tepat ditengah shaf kedua dibelakang imam. QL pun dilanjutkan dengan berat hati dan yang paling parah di bagian muhasabah, akhirnya tak tertahankan lagi, fiks, saya terlelap saat itu bahkan hingga jam empat lewat lima belas menit. Beruntung ada jama’ah yang membangunkan untuk makan sahur. Sesampai di rumah, kepala semakin berat dan ending-nya pun tertebak, badan ini pun merebah kembali hingga menjelang siang..

Benarkah malam Lailatul Qadar itu sudah terlewat?

Tidak ada yang tahu pasti jelas. Yang jelas, malam itu sama sekali tidak ada hal bisa dibanggakan. Yang tersisa hanya penyesalan dan penyesalan tak terhingga, karena belum tentu Allah masih berikan kesempatan memburunya kembali di tahun-tahun mendatang.

Namun, syukur alhamdulillah, dapat menemukan artikel ini dari seorang saudara, tentang pinta yang tulus dan sederhana. Maka, di sisa detik-detik Ramadhan-Mu ini ya Allah, pinta hamba sederhana,

“Allah, tentang segala pinta itu, berlipatnya pahala, rahmat, ampunan dari Mu, atau bahkan Lailatul Qadar sekalipun..lupakan saja ya Allah. Cukup ridho-Mu saja atas semua ibadah hamba dan dua hari tersisa yang akan hamba jalani kedepan. Ya, Engkau ridho saja itu sudah lebih dari cukup.”

NB : Mari para i’tikaf-ers amatiran seperti saya atau yang gak i’tikaf pun, mari menjemput ridho Allah di masjid, di rumah, di kereta, di bus, dimanapun kita berada. Mari nikmati detik-detik sajian akhir Ramadhan yang Allah berikan kepada kita! 🙂


Tak henti-hentinya tergetar melihat video rekaman acara Chating dengan YM bersama Ust. Yusuf Mansur bertema “Anak Investasi Akhirat”.

Buat yang gak males buffering sampe habis, minimal lihat tiga menit pertama ketika Habib baca ayat super jleb, surat Al Mu’minuun 1-11. Dengerin baek-baek, sambil baca artinya dibagian bawahnya. Syarat jadi seorang mu’min, the true believers, orang bener, yang dijamin syurga Firdaus sama Allah. Uda sering denger tapi tetep aja nampol kalau direnungkan dan direfleksikan dengan diri kita sendiri..

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,

3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,

4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,

5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)dan janjinya.

9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

10.Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,

11.(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Allah… T.T

I Love You So


“I pray to God
With my heart, soul and body
Every single day of my life
With every breath I solemnly promise
To try to live my life for YOU
O Allah, you did revive my soul
And shone Your light into my heart
So pleasing you is now my only goal
Oh I love you so
I love you so”
(I love You So – Maher Zain)

Bergidik hati saya tiap kali mendengar lagu ini. Bukan, bukan karena suara merdu Maher Zain yang menenangkan, bukan pula tentang senandung melodi indah dibalik lantunan suaranya, namun makna dibalik syairnya. Apalagi ketika masuk di bagian refrain dari lagu ini.  Continue reading “I Love You So”


Selalu iri dengan orang-orang yang begitu mencintai Al Qur’an..Pandangannya tak pernah jauh dari Al Qur’an, komat kamit bibirnya tak pernah lepas dari ayat-ayat Al Qur’an, selalu dan selalu lekat dengan Al Qur’an..

Sementara diri ini..Jangankan ‘cinta’, membacanya pun masih tertatih bahkan terkadang sering terlalaikan, apalagi bicara hafalan terlebih memahami dan mengamalkan.. jauh, teramat jauh. 😦

Allahummarhamna bil Quran, waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah..

Ya Allah, karunikanlah kasih sayang-Mu dengan Al Qur’an. Jadikan Al Qur’an sebagai imam, cahaya, hidayah, dan sumber rahmat..

Abdan Syakura

Just wanted to say, betapa, alhamdulillah, saya sangat cinta Al-Qur’an. Semoga Allah selalu menanamkan rasa ini di dada, bahkan selalu meningkatkan rasa cintanya.

Saya teringat akan satu hadits Rasulullah SAW: “Bacalah oleh mu Qur’an. Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat, sebagai penolong bagi sahabat-sahabatnya”. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang Rasulullah SAW sebut sebagai sahabat-sahabat qur’an.

I do really believe that whenever I read Qur’an, I feel so peaceful. When I am so sad, I’ll always read it. It’s the only physical thing that I trust, that I feel so calm when I’m with. I just felt something strange if I start my day without reading it.

Hope Allah always keep this feel inside my heart, my friend’s, and my family’s. Hope we always be a person who love Qur’an, who always be the living Qur’an.

View original post