Sebuah gambar sederhana yang di-pos oleh salah seorang sahabat menjelang hari ini berganti, di San Fransisco sana, berarti banyak. Banyak sekali bagi saya.
Ada Pixel (semacam device ajib gitu dari Google) dan beberapa yang pernak-pernik lain dari agenda Google Launchpad yang dihadiri oleh beliau saat ini disana. Mengingatkan saya akan konsep rezeki yang begitu mudah Allah berikan kepada siapa yang dipilih-Nya, dan begitu mudah pula untuk ditahan kepada siapapun yang diinginkan-Nya. Kok bisa ngarahnya kesitu?
Yap, saya pernah panjang lebar bahas tentang sahabat yang satu ini disini. Kalau tulisan ini boleh dilanjutkan, mungkin bisa kayak film “Cinta Fitri” yang sekarang episodenya sudah…sudah….udah berapa ya? Mungkin ratusan. Lebih.
***
Banyak sekali momen dimana saya berada dalam kondisi yang sama dengan beliau, tapi rezekinya beda.
Masih cukup segar di ingatan saya di awal tahun lalu pernah dapat “harapan” untuk bisa berangkat ke Silicon Valley, US bersama beliau dalam rangka program Acceleration 500 Startup disana. Sudah urus paspor (yeah, baru pertama kali lho bikin paspor), udah donlot aplikasi dan belajar sana-sini ningkatin skill bahasa Inggris, persiapan ngurus VISA, de el el, udah ngebayangin gimana tinggal di LN pertama kalinya, ngecek-ngecek Google Maps jarak dari SF ke Bayyinah Institute (tempat mangkalnya Ustadz Nouman Ali Khan untuk kemungkinan ikut kajian disana), namun ternyata sodara-sodara….gak jadi berangkat karena satu dan lain hal 😀 Yap, akhirnya beliau dan salah seorang rekan lain yang berangkat :”)
Satu lagi yang agak “dalem” sekitar 3 tahun lalu, ketika ada project bareng sama beliau dengan seorang klien berkaitan dengan aplikasi manasik haji. Ceritanya dulu PM (Project Manager) pertamanya beliau, setelah disusun sedemikian rupa timeline project-nya dan yang cukup membahagiakan adalah diselipkannya agenda “Testing Live di Saudi”! Wow, seriusan ini bisa berangkat umroh dong dan tentu saja GRATIS karena dibayarin klien?
Jadilah sahabat saya ini dapet rezeki umroh gratis… #aselimupeeeng
Yaa, walaupun ceritanya testing aplikasi, pan tetep ke Mekkah gitu, bisa nongkrong di Masjidil Harom, bisa selonjoran di Masjid Nabawi..Ya Allaaah…
Singkat cerita, tiba-tiba amanah project ini dilimpahkan ke saya.
DEG! Batin saya, berarti next saya juga dapet rezeki ke Baitullah dong…Allaaah T.T
Fiuuh, langsung kerjain project-nya penuh semangat, ba bi bu tujuannya satu…biar bisa cepet-cepet testing di Mekkah…Tiba kemudian hari-hari mendekati masa testing, didaftarkan di sebuah biro umroh yang cukup terkenal, Arminar*ka. Udah dibayarin DP-nya, udah dapet kartu umroh-nya, udah dikasih baju koko persiapan disana dan segalanya..Udah kebayang2 banget itu sampe grogi gimana rasanya ke Baitullah..
Namun, qodarulloooh…project-nya somehow di-terminated. Yak, dan ending-nya bisa ditebak..gak jadi berangkat :”””)
***
Refleksi ini ditulis bukan dalam rangka curhat (insya Allah), tapi sekedar menampar lagi untuk saya pribadi bahwa,
“Rezeki itu sudah ditakar, pasti pas, tidak kurang tidak lebih. Pasti!”
Saya pribadi sangat yakin dengan konsep ini. Kalau temen-temen bisa menangkap konteks dari dua cerita saya diatas, adakah yang kebayang klo berakhir dengan ending tidak jadi? Lha wong saya sendiri sebagai aktor utama dulu aja gak kebayang :)) Simpel, caranya sama, mekanismenya sama, semua prosesnya sama, cuma orangnya aja yang beda..See? Masih ngeyel klo rezeki itu ada ditangan kita?
Banyak orang membayangkan pindah kerja, rezekinya akan makin banyak. Banyak orang melihat temen-temen satu angkatannya lulus dulu, iri dengan posisinya sekarang, iri dengan status jabatan di perusahaannya, iri dengan gelar S2 atau S3, lalu berandai-andai, “Kalau saja dulu ane apply kesana..”. “Kalau saja gua dulu langsung S2….” dan seterusnya, merasa yakin betul hidupnya akan berubah.
Gaji mungkin lebih tinggi tapi tidak dengan rezeki. Jabatan atau gelar mungkin bisa didapati, namun tentang rezeki itu beda lagi.
Kenapa bisa berbeda? Disinilah letak keberkahan yang harus kita cari…Keberkahan yang melahirkan kebaikan-kebaikan yang tak kunjung berhenti, keberkahan yang terus menjaga kita untuk tetap bersyukur dan mawas diri..Karena hanya keberkahan sejati lah yang dapat memberikan ketenangan hati..
Terimakasih sahabat, telah mengajarkan makna keberkahan yang harus terus kucari 😉